Jumat, 03 November 2017

Dahulu Islam datang mengakhiri zaman perbudakan, Bagaimana sekarang ??



Dahulu Islam datang mengakhiri zaman perbudakan, Bagaimana sekarang ??


Di ceritakan sejak kecil oleh para orang tua, pun oleh para penyuluh Agama. Bahwa suatu hari seorang budak bernama Bilal sedang disiksa oleh tuannya, karena ketahuan memeluk Agama Islam. Ketika itu seorang sahabat nabi yang sangat terkenal lagi pula kaya melihat penyiksaan itu. Tak tahan melihatnya, Abu Bakar bersuara agar penyiksaan itu di hentikan. Singkat cerita Abu Bakar membeli budak tersebut dan lalu memerdekakannya.

Mendengar cerita tersebut, menyimpulkan bahwa sejak awal kedatangannya Islam telah memiliki visi bagi kemerdekaan kaum yang Marhaen yang tertindas. Atau dalam hal ini di sebut budak.

Tentu ada banyak lagi budak- budak yang dimerdekakan oleh para pemimpin dan pejuang Islam. Yang tidak dapat kita uraikan satu persatu.

Bagaimanakah dengan realita orang-orang Islam sekarang ??  Menurut yang kita ketahui bersama ada cukup banyak kaum Islam yang perduli dan mau merangkaul kaum Marhaen. Akan tetapi tak sedikit pula yang bersikap acuh- tak acuh akan hal ini. Bahkan ada pula kaum Islam yang menindas kaum Marhaen. Entah di sengaja atau tidak. Entah oleh pengikut Islam yang taat maupun yang tidak.

Sebagai contoh ;

Ada seorang/oknum kaum Islam menjadi seorang developer properti. Mempekerjakan sekitar 7 orang pekerja untuk membangun rumah- rumah yang kelak akan di jual. Awalnya developer tersebut menjanjikan ragam fasilitas kepada pekerja yang berasal dari luar pulau tersebut. Antara lain fasilitas motor untuk kesana-kemari, tapi sampai sekang belum terealisasikan.
Sudah sekitar 5 tahunan semua itu berjalan,dan apa hasilnya ?

Sang developer yang juga seorang pak haji itu dapat membeli 2 buah mobil dengan kisaran harga 600jt. Salah seorang anak nya yang menjadi bagian administrasi dari proyek tersebut pun mendapatkan 1 buah mobil. Dan seorang lagi yang bertindak sebagai sub kontraktor dapat memiliki 2 buah rumah. Ini hanya hasil yang dapat di lihat dengan jelas lagi terang.

Lalu bagaimana dengan nasib para pekerja itu ?
Ya seperti biasa hasil yang mereka dapatkan hanyalah cukup buat makan, dan kebutuhan hidup lainnya. Alhamdulillah, ini sudah cukup baik daripada kondisi saudara- saudara kita yang lainnya. Yang untuk makanpun begitu sulit.

Namun, jika di tinjau dari rasa keadilan dan prikemanusian. Ini adalah benar- tidak adil. Lebih- lebih lagi, jika di tinjau dari sisi Agama. Ini adalah kezoliman yang lumayan menyedihkan. Hal ini seakan- akan mengikat si pekerja untuk selamanya menjadi miskin dan menjadi kacung si kaya.

Pertanyaannya, bagaimana bisa seorang yang di panggil pak haji, melakukan penindasan dan kezoliman yang cukup memilukan ini ? Pada para perkerja yang lemah dari segi ekonomi, maupun dari segi ilmu. Apakah faktor yang menjadikan kondisi ini masih ada hingga sekarang ?. Padahal sejak awal kedatangannya Islam telah memiliki visi untuk membebaskan para kaum Marhaen dari belenggu perbudakan.

Jika di tinjau lebih jauh, ada 2 faktor mengapa hal ini terjadi ;

1. Ketidak pekaan seorang kaya pada kaum Marhaen. Hal ini lumrah terjadi, umumnya sifat manusia adalah kurang perduli keadaan orang lain. Dan ini bisa menjangkiti siapa saja termasuk pak haji tadi.

2. Kurangnya pengetahuan atau bahkan anti pada segala faham kiri terutama sosialisme. Mereka menjauhi semua itu karena menganggap hal tersebut terlarang. Terutamanya di Indonesia. Ini antara lain adalah hasil dari propaganda pemerintahan Orde Baru yang anti kritik dan otoriter.

Mungkin ada banyak lagi faktor yang menyebabkan penindasan tersebut masih terjadi hingga sekarang. Yang tidak/ belum bisa kami uraikan di sini.
Disisi lain, masih ada pula kaum Islam yang mau perduli dan merangkul massa Marhaen.
Walau mungkin jumlahnya tidak/belum terlalu banyak. Ini terbukti dari masih banyaknya kaum Marhaen yang terhimpit oleh keadaan, tenggelam dalam kemiskinan.

Inilah kiranya yang masih menjadi PR besar bagi Kaum Marhaenis dan Kaum Islam serta para orang berfikir lainnya. Yang sama- sama memiliki visi untuk menghilangkan perbudakan dari muka bumi ini.
Menjalankan semua ini adalah kewajiban suci bagi seorang manusia yang ingin berbakti kepada Tuhannya.
Saling bertengakar adu ideologi bukanlah satu solusi. Melainkan hanya memperkeruh keadaan. Berbuat sesuatu adalah keniscayaan bagi aktivis sejati.

Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar